Minggu, 04 Juli 2010

DARI BAIK MENUJU JELEK, NO!!!

Ketaatan manusia kepada Allah selalu berubah-ubah. Pada saat manusia menginginkan sesuatu, maka pada saat itu juga ia mulai mendekatkan diri kepada Allah. Namun, pada saat sesuatu yang diinginkannya telah tercapai, ia pun lupa kepada Allah yang telah memberikannya sesuatu itu. Oleh karena itu sangatlah wajar jika Nabi Muhammad SAW. pernah mengungkapkan, “iman itu pluktuatif/الإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ”, karena wujud iman seseorang kepada Allah dibuktikan melalui ketaatan kepada-Nya.
Puncak kedekatan seorang hamba dengan Allah merupakan dambaan setiap insan. Pada saat seseorang dekat dengan Allah, tidak dapat dipungkiri, tantangan dan cobaan pun semakin kuat dahsyatnya. Oleh karena itu, tantangan dan cobaan tersebut harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Jangan sampai setelah kita dekat dengan Allah, lalu pada waktu yang dekat juga kita justru menjadi jauh dengan-Nya. Allah SWT. berfirman:
"وّلاَ تكُوْنُوْا كَالّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثاً..."
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali… --QS An-Nahl (16): 92—
Sebab Turunnya Ayat (سَبَبُ الّْنُزوْلِِِ الأَيَةِ):
قَالَ عَبدُاللهِ بْنُ كَثِيْرٍ وَالْسَّدِى: هذِهِ إِمْرَأَةٌ خَرْقَاءُ كَانَتْ بِمَكَّةَ, كُلَّمَا غَزَلَتْ شَيْئًا نَقَضَتْهُ بَعْدَ إِبْرَامِهِ.
“Abdullah bin Katsir dan As-Sadiy berkata: Ini adalah kisah seorang wanita yang gila yang berada di Mekkah. Ketika ia telah memintal sesuatu, lalu ia menguraikan kembali hasil pintalannya setelah pintalan tersebut itu kuat”. (Bisa dilihat dalam: Ibnu Katsiir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adziim, lebih terkenal dengan sebutan Tafsir Ibnu Katsiir, Vol. IV (Qoohiroh: Dar Al-Hadiits, 2005), h. 605)
"قَالَ الْمُفَسِّرُوْنَ: كَانَ بِمَكَّةَ امْرَأَةٌ حَمْقَاءُ, تَغْزِلُ غَزْلاً ثَمَّ تَنْقُضُهُ, وَكَانَ الْنَّاسُ يَقُلُوْنَ: مَا أَحْمَقَ هذِهِ!!"
Para mufassir (ahli tafsir) berkata: Ada seorang perempuan yang sangat bodoh (abnormal) di Mekkah, Dia memintal pintalan atau kain, lalu ia menguraikan kembali pintalannya setelah pintalan tersebut kuat. Orang-orang pun berkata: “Alangkah bodohnya wanita ini!!!” (Bisa dilihat dalam: M. Ali As-Shobuny, Sofwah At-Tafaasiir, Vol. 2 (Beirut: Maktabah Al-Ashriyyah, 2006), h. 627)
Ayat di atas memberikan ilustrasi, jika ada seseorang yang telah dekat dengan Allah, lalu pada waktu yang dekat ia menjadi jauh dengan-Nya, maka orang tersebut tidak jauh berbeda dengan wanita yang disebutkan dalam ayat di atas. Pada awalnya wanita tersebut membuat sesuatu yang bermanfaat, tapi setelah sesuatu yang bermanfaat tersebut utuh, ia malah merusaknya kembali. Pada saat tabungan amal shaleh kita sudah menumpuk, lalu kita menorehkan noda dengan berbuat dosa serta maksiat, sehingga tabungan tersebut lambat laun menjadi semakin menipis. “Naudzu billahi min dzalik”. واللهُ أَعْلَمَ بِالْصَّوَابِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar