BAB I
PENDAHULUAN
Rakhmat menjelaskan, ‘komunikasi
Media
Apapun profesi atau pekerjaan seseorang, setidaknya ia pernah mendengarkan radio siaran, menonton televisi atau film, membaca koran atau majalah. Ketika seseorang mendengar radio siaran, membaca Koran atau menonton film, sebenarnya ia sedang berhadapan dengan atau terterpa media massa, dimana pesan media itu secara langsung atau tidak langsung tengah memengaruhinya. Gambaran ini mencerminkan bahwa komunikasi massa, dengan berbagai bentuknya, senantiasa menerpa manusia, dan manusia senantiasa menerpakan dirinya kepada media
Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas lebih mendalam lagi mengenai media
[1] Elvinaro Ardianto, et. al., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (
[2] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (
[3] Elvinaro Ardianto, et. al., Komunikasi Massa…(
BAB II
EFEK-EFEK KOMUNIKASI
1. Teori-teori Efek
Kehadiran komunikasi
Secara historis dan berdasarkan kurun waktunya, ada tiga macam teori efek, yaitu efek tak terbatas (unlimited effect), efek terbatas (limited effect) dan efek moderat (not so limited effect). Sebagaimana Drs. Nurudin, M. Si. mengutip dari Keith R. Stamm dan Johan E. Bowes sebagai berikut:
…paling tidak dikenal tiga efek dalam komunikasi
1930-1950 efek tidak terbatas (unlimited effect)
1950-1970 efek terbatas (limited effect)
1970-1980-an efek moderat (not so limited effect).[6]
1. 1 Efek Tidak Terbatas (1930-1950)
Efek tidak terbatas bukan berarti nyata-nyata tidak terbatas. “Efek tidak terbatas ini sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang waktu efek komunikasi
Efek tidak terbatas ini didasrkan pada teori atau model peluru (bullet) atau jarum hipodermik (hypodermic needle). Jadi, media
Asumsi efek tidak terbatas ini menjelaskan bahwa media
a.
b. Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk menolak upaya persuasive yang dilakukan media
Bukti munculnya efek tidak terbatas sangat kelihatan dengan penggunaan radio sebagi alat kampanye. Kampanye ini sifatnya sangat persuasif untuk mengubah sikap, opini dan perilaku masyarakat agar sesuai dengan pesan yang disiarkan. Hal ini pernah dilakukan oleh Mussolini, Hitler, bahkan W. Churchil dan Rosevelt. Mengapa semua ini bisa terjadi? Sebab, audience menurut asumsi efek ini seperti seorang tawanan perang dan mudah tertipu.[10]
Bukti lain yang memperkuat adanya efek tidak terbatas ini adalah sebagai berikut:
Tiga peristiwa (“perang dunia” siaran radio, propaganda Perang Dunia II, dan Kampanye perang obligasi Kate Smith) sering disebut sebagi bukti munculnya efek tidak terbatas dari saluran komunikasi
Sebenarnya efek tidak terbatas ini tidak sepenuhnya mutlak kebenarannya.
…analisis Cantril menunjukan bahwa pengaruh komunikasi massa sangat kompleks dan bersifat langsung, meskipun ada penjelasan yang mengatakan bahwa pengaruh komunikasi massa kecil misalnya, Pendapat bahwa kampanye yang dilakukan Kate Smith hanya menunjukan sedikit persentase audience untuk menerima kampanyenya (perang obligasi). Ia sebenarnya tidak bisa meyakinkan audience bahwa obligasi itu bisa menolong mengatasi inflasi di masa perang.
Bukti lain yang ikut memperlemah posisi efek tidak terbatas ini adalah studi yang diprakarsai oleh Hovlan dan teman-temannya di
1. 2 Efek Terbatas (1956-1970)
Efek terbatas ini sangat berbeda dengan efek tidak terbatas. Jika dalam efek tidak terbatas media
Efek terbatas ini pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Klaper. “Ia pernah menulis disertasi tentang efek terbatas media
Sepanjang PD II ada usaha mempropagandakan dan mempromosikan arti pentingnya kehadiran PBB. Masyarakat dipengaruhi untuk berpartisipasi mendukung suksesnya PBB. Walaupun sudah digunakan secara luas pada semua media yang disediakan –radio,
Studi yang dilakukan pada kampanye pemilihan sepanjang tahun 1940-an dan 1950-an menunjukan bukti yang sama pula. Salah satu studi yang paling terkenal adalah “The People’s Choice” (pilihan rakyat) yang mendeskripsikan pengaruh kampanye Presiden Roosevelt-Wilkie pada tahun 1940 di
Faktor psikologis dan sosial audiens menjadi penyebab adanya efek terbatas ini. “Josep Klaper dalam buku The Effect of Mass Communication (1960) menunjukan temuan yang menarik bahwa faktor psikologis dan sosial ikut berpengaruh dalam proses penerimaan pesan dari media
1. 3 Efek Moderat (1970-1980)
“Pandangan terakhir aktual tentang efek komunikasi
Manusia akan memberikan respons yang berbeda-beda dalam menerima pesan yang disuguhkan oleh media
Efek moderat sangat berbeda dengan dua efek sebelumnya. “Model efek moderat ini sebenarnya mempunyai implikasi positif bagi pengembangan studi media
Dalam beberapa kasus acara di televisi, munculnya efek terbatas atau efek tidak terbatas masih sering bisa dibuktikan. Di Indonesia terpaaan iklan “Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga” berupa cairan yang bisa menghilangkan panas dalam, bibir pecah-pecah, buang air besar dan sariawan menjadi bukti munculnya efek tidak terbatas. Masyarakat
2. Efek-efek Komunikasi Massa
2.1 Efek Primer
“Bisa dikatakan secara sederhana bahwa efek primer terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya”.[22] Mengenai efek primer ini Drs. Nurudin, M. Si. menjelaskan contohnya sebagai berikut:
Misalnya suatu saat Anda menelepon teman Anda untuk mengajak bermain bulu tangkis pada hari jum’at sore. Efek pertama terjadi jika ada jawaban teman Anda lewat telepon, misalnya dengan suara “halo”. Kemudian, Anda harus yakin bahwa teman Anda tersebut mendengar suara Anda dengan jelas. Lalu Anda harus menyampaikan permintaan Anda agar dia dapat mengerti maksud Anda. Dan akhirnya Anda menginginkan jawaban seperti ini, “wah dengan senang hati” dari teman tadi. Hasil dari tiga poin pertama adalah efek primer, sedangkan yang terakhir adalah efek sekunder komunikasi. Bahkan ketika teman Anda tersebut menjawab, “maaf saya sangat sibuk hari ini” pun merupakan efek. Jawaban itu bisa imasukan dalam efek sekunder. Mengapa? Sebab dalam kasus itu ada perubahan perilaku (memilih untuk tidak mengikuti permintaan Anda).[23]
Dalam efek primer pemahaman terhadap media
Dengan perkembangan yang semakin pesat dari media elektronik (salah satunya televisi) dewasa ini, pemahaman tidak hanya difokuskan pada media cetak, tetapi juga ke media elektronik tersebut. Artinya, pemahaman tidak lagi mengenai panjang pendeknya kalimat, model tulisan disajikan, tetapi berkait dengan suatu program acara (teknik pengambilan gambar, suara, tulisan yang dipakai untuk memeperjelas gambar, intonasi bicara dan lain-lain). Jadi formula kemampuan melihat bergeser ke formula kemampuan dengar dan lihat.[24]
2.2 Efek Sekunder
“Efek sekunder itu adalah perilaku penerima yang ada di bawah kontrol langsung komunikator”. Jadi dalam efek sekunder ini komunikan atau audiens senantiasa berada dalam pengawasan komunikator.
Efek sekunder ini dibahas melalui pendekatan efek uses and gratifications (kegunaan dan kepuasaan). Efek kegunaan dan kepuasan sering kali digunakan karena “efek ini diyakini lebih menggambarkan realitas konkrit yang terjadi di masyarakat”.[25] inti efek kegunaan dan kepuasan ini adalah “jika kebutuhan sudah terpenuhi melalui saluran komunikasi
Menurut John R. Bittner (1996), ‘fokus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media memengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya’.[27] Jadi dalam efek kegunaan dan kepuasaan ini audiens merupakan pihak aktif yang merespons media. Lebih jelasnya lagi adalah “semua itu bisa dibingkai dengan pertanyaan, apa yang dikerjakan media pada audience? Tetapi yang lebih penting adalah apa yang dikerjakan audience pada media?”[28]
4 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka, 1994), hlm. 128.
5 Elvinaro Ardianto, et. al., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (
6 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (
[10] Ibid.
[11] Ibid., hlm. 216-217.
[12] Ibid., hlm. 217.
[13] Ibid., hlm. 220.
[14] Ibid.
[15] Ibid., hlm. 220-221.
[16] Ibid., hlm. 222.
[17] Ibid., hlm. 225.
[18] Ibid. hlm. 226.
[19] Ibid., hlm. 226-227.
[20] Ibid., hlm. 227-228.
[22] Ibid., hlm. 207.
[23] Ibid.
[24] Ibid., hlm. 209.
[25] Ibid., hlm. 210.
[26] Ibid., hlm. 211.
[27] Ibid.
[28] Ibid.
BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi
Kehadiran media
Secara sederhana ada dua macam efek komunikasi
Ardianto, Elvinaro, et. al., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Nurudin, Pengantar Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar